Rabu, 13 Mei 2020

Laporan Penelitian dan Analisis TK

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan keterampilan yang merupakan pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan sepanjang hayat. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, dan fisik motorik Bredekamp & Copple, menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 4).

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab Pasal 1 Ayat 14 tertulis bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Bab II Pasal 3 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini berarti bahwa peletakan proses pendidikan di Taman Kanak-kanak harus benar dan sesuai dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan menuju pertumbuhan optimal. Apabila tidak dikembangkan dengan baik dan benar akan menyebabkan penyimpangan terhadap tumbuh kembang anak dan akan sulit untuk diperbaiki. 

Taman Kanak-kanak tergolong ke dalam jalur pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan untuk anak usia 4-6 tahun. Anak usia 4-6 tahun termasuk dalam usia keemasan (golden age), pada usia ini anak mempunyai daya serap yang luar biasa apabila terus diberikan stimulasi sesuai tahap perkembangannya sehingga pada usia ini lima aspek perkembangan anak harus dioptimalkan semaksimal mungkin. Kelima aspek perkembangan itu adalah aspek kognitif, bahasa, fisik motorik, nilai moral agama dan sosial emosional.

Kemampuan fisik motorik sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup sehari-hari oleh karena itu kemampuan fisik motorik anak usia dini harus dikembangkan sejak usia dini baik kemampuan motorik kasar maupun kemampuan motorik halus. Menurut artikel yang ditulis (Lolita Indraswari, 2012: 2) motorik kasar memerlukan koordinasi kelompok otot- otot tertentu anak yang dapat membuat mereka melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan menurut artikel yang ditulis oleh (Marliza, 2012) Perkembangan gerakan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

Anak usia dini yang berusia 2-5 tahun memiliki energi tinggi. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas yang diperlukan dalam meningkatkan keterampilan fisik, baik yang berkaitan dengan keterampilan motorik halus, seperti menggunting dan menempel, membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/lilin/adonan, menggambar, mewarnai, memotong, merangkai benda dengan benang (meronce). Aktivitas keterampilan motorik halus anak Taman Kanak-kanak bertujuan untuk melatihkan keterampilan koordinasi motorik anak diantaranya koordinasi antara tangan dan mata yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145)

Berdasarkan pengamatan di TK Daruttaqwa NW Aikmel, keterampilan motorik halus belum begitu berkembang. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya terutama menggunting dan mewarnai, yang ditandai dengan belum terampilnya anak dalam menggunting dan mewarnai. Dari 20 anak tercatat sebanyak 11 anak yang masih belum tepat dalam menggunting sesuai garis atau belum mengikuti garis batas. Ada 9 anak yang cara memegang guntingnya belum benar dengan menggunakan dua jarinya saja sehingga hasil guntingannya kurang ada penekanan dan kertas yang digunting sulit untuk diguntingnya. Ada anak yang cepat selesai mengguntingnya sehingga hasilnya masih kurang rapi dan asal-asalan, dan adapula anak yang mengerjakannya dengan mampu dan terampil sehingga hasilnya sesuai harapan. Untuk kasus mewarnai 17 anak sudah mampu mewarnai dengan baik sedang 3 anak lainnya masih belum memapu mewarnai dengan baik 

Kasus tersebut di atas menyebutkan bahwa anak mengalami kesulitan dalam pengembangan motorik halus, dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengembangan keterampilan anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing atau bahkan guru sendiri. Faktor penyebab yang lain yaitu lemahnya koordinasi mata dan otot-otot tangan.

Berdasarkan uraian diatas masa perlu dilakukan penelitian mendalam terkait dengan upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting dan Mewarnai Di TK Daruttaqwa NW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur
Fokus Penelitian, Setelah diadakan observasi di TK Daruttaqwa NW Aikmel Barat maka penelitian ini difokuskan pada Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting dan Mewarnai Di TK Daruttaqwa NW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur

Laporan Penelitian dan Analisis TK

Tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan menggunting dan mewarnai di TK Daruttaqwa NW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur.
Manfaat penelitian ini antara lain :
1. Bagi pendidik
  • Menambah pengetahuan dalam menggunakan variasi metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan motorik halus.
  • Meningkatkan keterampilan guru dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran yang bervariasi.
  • Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca, khususnya untuk mendukung perkembangan anak dalam meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menggunting dan mewarnai.
2. Bagi lembaga TK
  • Dapat meningkatkan mutu pendidikan;
  • Menghasilkan anak didik yang kompeten;
  • Penelitian ini sangat bermanfaat untuk kegiatan membentuk motorik halus anak dalam kegiatan menggunting dan mewarnai.
  • Referensi pengembangan pembelajaran dalam mengoptimalkan kemampuan kegiatan belajar mengajar serta memperbaiki  proses  pembelajaran di sekolah
3. Bagi Anak didik
  • Anak didik dapat mendapatkan pengalaman langsung mengenai teknik menggunting dengan berbagai media lainnya.
  • Kegiatan mewarnai dapat dilaksanakan di TK Daruttaqwa NW Aikmel dengan alat yang berbeda sehingga aspek perkembangan anak dapat tercapai. 
  • Mempersiapkan anak didik untuk memasuki jenjang sekolah selanjutnya melalui stimulasi kemampuan motorik halus dengan kegiatan menggunting dan mewarnai yang telah diberikan.
Analisis kritis penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dan Mewarnai Di TK Daruttaqwa NW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur yaitu:
Pendidikan merupakan saha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses diri ke arah tercapainya pribadi yang dewasa. Sehingga diharapkan pendidik dapat melakukan bimbingan serta pengajaran pada peserta didik hingga pada akhirnya peserta didik menjadi pribadi yang baik dan berwawasan. Guru hendaknya lebih kreatif, inovatif, terampil, berani berinisiatif serta memiliki kemampuan professional dalam pengelolan kelas. Selain itu, pimpinan lembaga pendidikan juga diharapkan memberdayakan guru dengan program-program latihan sehingga mereka mampu mengembangkan model-model pengajaran secara variatif salah satunya adalah dengan kegiatan menggunting dan mewarnai.

Berdasarkan analisis yang dilkakukan sebenarnya sudah baik, namun meningkatkan motorik halus anak, khususnya dalam kegiatan menggunting hanya berkisar pada kegiatan menggunting sesuai pola di majalah. Guru belum menggunak dan media lain yang lebih variatif dalam kegiatan menggunting sehingga anak kurang antusias dan mengakibatkan kurang optimalnya perkembangan motorik halus. Dengan adanya proses belajar yang sperti ini, maka anak kurang  menguasai materi yang diajarkan oleh guru, terutama dalam meningkatkan motorik halus. 

Adapun langkah langkah penggunaan yang digunakan dalam upaya meningkatkan motorik halus melalui kegiatan menggunting dan mewarnai adalah sebagai berikut: 
  1. Menertibkan ruang atau kondisi kelas yang ramai agar kondusif, sebab ini sangat mempengaruhi konsentrasi anak dalam melakukan kegiatan menggunting maupun mewarnai
  2. Menguji kemampuan dalam menggerakkan jari jemari dalam memegang gunting serta dapat menggunting dengan luwes mengikuti pola dengan tepat.
  3. Menguji tingkat kemampuan anak dalam memilih warna yang tepat dalam mengikuti pola gambar sesuai warna yang telah ditentukan baik.
  4. Kegiatan mewarnai dimulai dengan memperlihatkan gambar yang akan diwarnai dengan pensil warna maupun pewarna yang digunakan kemudian guru memberikan contoh terlebih dahulu untuk mencampur warna misal kuning dicampur merah menjadi orange dan menyampaikan aturan selama kegiatan mewarnai dilakukan seperti tidak berebut pewarna, tidak mencolekkan pewarna di baju milik teman dan saling membantu bila teman membutuhkan bantuan. 
  5. Guru membagikan pewarna dan gambar yang akan diwarnai pertama kali pada kelompok yang paling rapi. Jika sudah mendapatkan semua maka kegiatan mewarnai boleh dimulai. Kegiatan dilakukan dengan pembagian tugas antara peneliti dan guru. Peneliti mendokumentasikan proses ketika anak-anak sedang mewarnai dan guru memberikan motivasi dan arahan kepada anak.
  6. Dari hasil tindakan diatas beberapa anak sudah terlihat mengalami peningkatan dari pada sebelumnya, beberapa anak sudah tidak monoton dalam menggerakkan pergelangan tangannya yaitu anak sudah mampu menggerakkan beberapa gerakan pergelangan tangannya serta mampu memilih jenis warna yang sesuai dengan tuntunan gambar.
Analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja anak dan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya. Kegiatan menggunting dan mewarnai pada penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan pertama melakukan penetiban kondisi kelasa agar lebih kondusif, kemudian melakukan uji tingkat kemampuan baik menggunting maupun mewarnai, selanjutnya memperlihatkan hasil pekerjaan menggunting dan mewarnai secara berulang ulang.

Dari hasil kegiatan menggunting dan mewarnai dapat diterik sebuah kesimpulan sesuai teori terkait dengan tujuan dari kegiatan menggunting dengan berbagai media dimana kegiatan menggunting dengan berbagai media dapat melatih motorik halus anak, melatih kelenturan jari, meningkatkan koordinasi otak, mata dan tangan, melatih ketelitian, melatih kesabaran anak (Mistriyanti, 2012:1). Selain itu juga keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil (Mahendra Sumantri, 2005:143). Berikutnya, kegiatan mewarnai dilaksanakan secara berulang-ulang untuk mencapai hasil yang maksimal dan disesuaikan dengan perkembangan anak. Hal tersebut sesuai pendapat Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menegah (2007: 11) yang menyatakan bahwa pengembangan motorik halus dilakukan secara bertahap serta berulang-ulang sesuai kemampuan anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan menunjukan bahwa melalui kegiatan menggunting dan mewarnai mampu meningkatkan halus anak pada TK Daruttaqwa NW Aikmel sehingga dapat di tarik kesimpulan bahwa :
  1. Proses pembelajaran dengan kegiatan menggunting yang dilakukan mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak, hal ini terlihat dari ketepatan anak dalam menggunting sesuai pola dan secara bergantian menceritakan proses atau langkah-langkah menggunting di depan kelas.
  2. Kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai yang dilaksanakan sudah sangat baik yaitu siswa bisa memegang alat mewarnai menggunakan dua jari telunjuk dan ibu jari dengan posisi jari berada di tengah-tengah serta cara memegang yang sudah terampil, bisa menggerakkan pergelangan tangan ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah serta secara memutar dan bisa mewarnai dengan tidak keluar garis, penuh serta rapi. 
  3. Kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan setelah pelaksanaan kegiatan menggunting dan mewarnai gambar yang dilakukan di TK Daruttaqwa NW Aikmel dapat meningkatkan antusiasme yang tinggi pada anak melalui kegiatan menggunting dan mewarnai anak belajar tentang kemampuan awal memegang, menulis sehingga dari kemampuan memegang alat, mewarnai, menggerakkan pergelangan tangan dan koordinasi antara mata, tangan sangat berguna dalam meningkatkan motorik halus anak.
Sumber/Peneliti :  QUDSIAH dengan judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting Dan Mewarnai Di TK Daruttaqwa NW Aikmel Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Untuk mendapatkan contoh filenya dapat diunduh DISINI FILE  atau dibawah ini http://1safe.link/f0j19


Tidak ada komentar:

Posting Komentar